Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam rangkaian roadshow ke sejumlah daerah di wilayah pantura, hari ini (5/2/14) berkesempatan mengunjungi International Batik Center (IBC) di Wiradesa Kabupaten Pekalongan. Beliau bersama Ibu Negara Ani Yudhoyono, sejumlah menteri dan rombongan disambut oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Bupati Pekalongan Drs. H. Amat Antono, MSi.
Dalam agenda tersebut, SBY berkeliling dan melihat-lihat beragam jenis dan motif batik Pekalongan yang dijual di IBC. Beliau nampak antusias dan banyak berdialog, utamanya dengan para pelaku usaha dan perajin batik.
“Batik merupakan warisan budaya bangsa yang memiliki masa depan cerah. Saat ini batik sudah menjadi kebutuhan gaya hidup. Hal ini dapat menjadi peluang pasar baik skala nasional maupun potensi ekspor. Sebagai contoh, negara tetangga Singapura sudah menjadi pasar terbuka untuk produksi batik, karena masyarakatnya menyukai batik. Bisa dibayangkan jika saat ini penduduk Singapura sekitar 50 juta jiwa, bagaimana jika 10 tahun kedepan yang mungkin saja bisa mencapai 150 juta jiwa. Tentu hal ini bisa menjadi pangsa pasar yang besar, dapat berpengaruh secara signifikan terhadap perekonomian masyarakat dan bangsa”, tuturnya.
Ditambahkan SBY, usaha produksi batik diharapkan dapat terus ditekuni dan dikembangkan agar lebih maju. “Saya titip kepada Bupati dan Gubernur untuk selalu mengawal dan membimbing usaha batik ini agar terus lestari, tetap kreatif dan inovatif serta lebih maju. Apabila ada kesulitan yang dihadapi para perajin, hendaknya dapat dipermudah misalnya saja terkait permodalan. Saya bangga akan kekayaan budaya bangsa, saya bangga akan batik Pekalongan. Saya harapkan semoga batik di Pekalongan kedepan semakin jaya”, imbuhnya.
Sementara itu, Bupati Pekalongan Drs. H. Amat Antono, MSi menyampaikan saat ini batik menjadi salah satu solusi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Saat ini produsen batik yang handal terbesar dan terbaik ada di wilayah Kabupaten Pekalongan. “Hal ini menjadi motivasi bagi kita untuk membangun Kabupaten Pekalongan yang lebih baik. Saya mengajak seluruh elemen baik perajin, pengusaha maupun pemerintah agar terjadi sinergitas yang baik sebagai daya dorong industri dan investasi batik sehingga mempercepat perekonomian daerah”, jelasnya.
Terkait masalah teknis yang berdampak terhadap lingkungan, seperti Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) menurut Antono akan terus diusahakan dan diperbaiki. Penggunaan bahan pewarna alami yang ramah lingkungan juga terus disosialisasikan “Hal ini perlu kita sikapi bersama, karena pemda jelas tidak bisa bertindak gegabah seperti menyetop proses produksi karena industri ini memiliki ribuan unit usaha dengan ribuan pekerja. Oleh karena itu, upaya meminimalisir limbah dan dampak yang ditimbulkan terus kami tingkatkan agar perbaikan lingkungan dan kelangsungan usaha dapat sejalan”, ujarnya.
H. Faelasuf selaku Ketua KADIN Kabupaten Pekalongan sekaligus pengusaha batik, menyampaikan penjelasan terkait batik baik sejarah, proses produksi, tenaga kerja yang terlibat didalam industri batik sampai dengan jenis dan motif batik. “Batik telah menjadi pakaian yang berkelas dan terhormat. Para pegawai pemerintahan juga diwajibkan memakai batik. Industri ini merupakan potensi budaya yang unik dan menjadi identitas jati diri bangsa Indonesia. Oleh karena itu, kami mengharapkan dukungan dan kerja sama khususnya dari pemerintah agar batik ini tetap terjaga kualitas, kuantitas dan kontinuitasnya sehingga dapat mengangkat ekonomi rakyat dan membawa nama daerah dan negara ke tingkat nasional”, ujar Faelasuf.
sumber:http://pekalongankab.go.id
Dalam agenda tersebut, SBY berkeliling dan melihat-lihat beragam jenis dan motif batik Pekalongan yang dijual di IBC. Beliau nampak antusias dan banyak berdialog, utamanya dengan para pelaku usaha dan perajin batik.
“Batik merupakan warisan budaya bangsa yang memiliki masa depan cerah. Saat ini batik sudah menjadi kebutuhan gaya hidup. Hal ini dapat menjadi peluang pasar baik skala nasional maupun potensi ekspor. Sebagai contoh, negara tetangga Singapura sudah menjadi pasar terbuka untuk produksi batik, karena masyarakatnya menyukai batik. Bisa dibayangkan jika saat ini penduduk Singapura sekitar 50 juta jiwa, bagaimana jika 10 tahun kedepan yang mungkin saja bisa mencapai 150 juta jiwa. Tentu hal ini bisa menjadi pangsa pasar yang besar, dapat berpengaruh secara signifikan terhadap perekonomian masyarakat dan bangsa”, tuturnya.
Ditambahkan SBY, usaha produksi batik diharapkan dapat terus ditekuni dan dikembangkan agar lebih maju. “Saya titip kepada Bupati dan Gubernur untuk selalu mengawal dan membimbing usaha batik ini agar terus lestari, tetap kreatif dan inovatif serta lebih maju. Apabila ada kesulitan yang dihadapi para perajin, hendaknya dapat dipermudah misalnya saja terkait permodalan. Saya bangga akan kekayaan budaya bangsa, saya bangga akan batik Pekalongan. Saya harapkan semoga batik di Pekalongan kedepan semakin jaya”, imbuhnya.
Sementara itu, Bupati Pekalongan Drs. H. Amat Antono, MSi menyampaikan saat ini batik menjadi salah satu solusi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Saat ini produsen batik yang handal terbesar dan terbaik ada di wilayah Kabupaten Pekalongan. “Hal ini menjadi motivasi bagi kita untuk membangun Kabupaten Pekalongan yang lebih baik. Saya mengajak seluruh elemen baik perajin, pengusaha maupun pemerintah agar terjadi sinergitas yang baik sebagai daya dorong industri dan investasi batik sehingga mempercepat perekonomian daerah”, jelasnya.
Terkait masalah teknis yang berdampak terhadap lingkungan, seperti Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) menurut Antono akan terus diusahakan dan diperbaiki. Penggunaan bahan pewarna alami yang ramah lingkungan juga terus disosialisasikan “Hal ini perlu kita sikapi bersama, karena pemda jelas tidak bisa bertindak gegabah seperti menyetop proses produksi karena industri ini memiliki ribuan unit usaha dengan ribuan pekerja. Oleh karena itu, upaya meminimalisir limbah dan dampak yang ditimbulkan terus kami tingkatkan agar perbaikan lingkungan dan kelangsungan usaha dapat sejalan”, ujarnya.
H. Faelasuf selaku Ketua KADIN Kabupaten Pekalongan sekaligus pengusaha batik, menyampaikan penjelasan terkait batik baik sejarah, proses produksi, tenaga kerja yang terlibat didalam industri batik sampai dengan jenis dan motif batik. “Batik telah menjadi pakaian yang berkelas dan terhormat. Para pegawai pemerintahan juga diwajibkan memakai batik. Industri ini merupakan potensi budaya yang unik dan menjadi identitas jati diri bangsa Indonesia. Oleh karena itu, kami mengharapkan dukungan dan kerja sama khususnya dari pemerintah agar batik ini tetap terjaga kualitas, kuantitas dan kontinuitasnya sehingga dapat mengangkat ekonomi rakyat dan membawa nama daerah dan negara ke tingkat nasional”, ujar Faelasuf.
sumber:http://pekalongankab.go.id
0 komentar:
Posting Komentar