Merdeka.com - Bank Permata Tbk (BNLI) menargetkan pertumbuhan
kredit wholesale hanya 15 persen tahun ini. Target tersebut lebih kecil
ketimbang pertumbuhan pertumbuhan kredit tahun lalu yang mencapai 36
persen.
"Total kredit Permata itu Rp 118,8 triliun. Total Wholesale sampai
dengan Desember itu sekitar Rp 57,5 triliun, jadi hampir separuh dari
total kredit yang salurkan oleh perseroan. Pertumbuhan kita cukup besar
sekitar 36 persen dibanding tahun sebelumnya, tahun ini hanya 15
persen," kata Direktur Wholesale Bank Permata Roy Arfandy di Gedung
Bursa Efek Indonesia, Jumat (28/2).
Roy menjelaskan, perseroan menekan laju pertumbuhan kredit sesuai
arahan Bank Indonesia yang mematok pertumbuhan kredit perbankan di
kisaran angka 15-17 persen tahun ini.
"Kita juga melihat kondisi perekonomian belum membaik jadi kita harus lebih konservatif sehingga NPL itu tidak naik," jelas Roy.
Tahun lalu, rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL)
perseroan secara keseluruhan sekitar 0,3 persen. Dengan pertumbuhan
kredit yang konservatif tahun ini, perseroan mematok NPL di kisaran yang
sama dengan tahun lalu. Untuk dana pihak ketiga, ditargetkan tumbuh 20
persen.
"Tahun ini kita akan menjaga rasio NPL sama dengan tahun lalu, kita
berharap dengan pendekatan yang lebih konservatif, NPL itu tidak naik
tahun ini," jelas Roy.
Untuk menjaga pertumbuhan kredit, perseroan akan fokus menggarap
sektor yang dinilai terbukti tahan terhadap guncangan ekonomi. Khususnya
sektor yang mengandalkan domestik market. Perseroan juga menerapkan
pendekatan berbasis value chain kepada nasabah wholesale yang telah ada.
0 komentar:
Posting Komentar